Diduga Tanda Tangan Dipalsukan Oleh Rekan Bisnis Dalam Proses Pencairan Cek. Arnold Mendatangi Kantor Cabang Bank Mandiri Imam Bonjol

diduga-tanda-tangan-dipalsukan-oleh-rekan-bisnis-dalam-proses-pencairan-cek-arnold-mendatangi-kantor-cabang-bank-mandiri-imam-bonjol

Pertemuan antara Ahmad Syahbudin dengan Kepala Cabang Bank Mandiri Imam Bonjol - Lubuk Baja Agung Wahyu didampingi dua orang pegawai Bank Mandiri. (Foto: JP - Channelpublik)


Kedatangan Ahmad Syahbudin alias Arnold di kantor cabang Bank Mandiri Imam Bonjol Lubuk Baja bertujuan untuk mempertanyakan perihal proses pengambilan uang dengan menggunakan cek yang diduga adanya pemalsuan tanda tangan oleh rekan bisnisnya.

Dengan peristiwa tersebut membuat Ahmad Syahbudin alias Arnold mengalami kerugian sebesar 2,1 miliar rupiah.

Melalui proses yang panjang Arnold dapat bertemu langsung dengan Kepala Cabang Bank Mandiri Imam Bonjol atas nama Agung Wahyu.

Dalam kesempatan itu, Arnold berkeluh kesah bahwa dirinya bekerjasama dengan PT Habsibah sebagai investor dan akhirnya bersepakat untuk membuat perjanjian kerjasama atas proyek yang berada di PT Siemens Indonesia. Dengan ada kerjasama itu maka disepakati secara bersama-sama untuk mendaftar rekening PT Habsibah dengan nomor rekening 109-00-1678XXXX di Kantor Cabang Bank Mandiri Imam Bonjol Lubuk Baja dengan ketentuan:

1.       Untuk proses pencairan cek harus mendapatkan persetujuan kedua belah pihak dengan membubuhkan tanda tangan (specimen) para pihak di atas cek yang hendak dicairkan itu.

2.       Setelah cek ditanda tangani para pihak maka diharuskan Bank melakukan konfirmasi (validasi) kepada para pihak untuk mengetahui kebenaran tanda tangan itu adalah tanda tangan para pihak.

Namun hal itu diduga tidak dilakukan oleh pihak Bank Mandiri khususnya kantor cabang Imam Bonjol - Lubuk Baja, Kota Batam. “Dengan tidak dilaksanakanya tugas dari pihak bank maka sekarang saya mengalami kerugian uang sekitar 2,1 miliar rupiah. Semua cek yang dicairkan oleh pihak PT Habsibah tidak ada saya tanda tangani dan tidak pernah saya ketahui. Proses pencairan cek itu diduga tanda tangan saya telah dipalsukan. Jadi saya datang untuk meminta bukti-bukti cek yang membubuhkan tanda tangan palsu itu,” kata Arnold.

Arnold menerangkan bahwa telah terjadi pertemuan antara dirinya dengan Agung Wahyu sudah berkali-kali. Dalam pertemuan itu Agung Wahyu pernah berjanji akan memberikan bukti-bukti dari cek yang telah dicairkan oleh pihak PT Habsibah namun tidak pernah ditanda tangani langsung oleh Arnold.

Janji dan omongan yang telah disampaikan oleh Agung Wahyu tidak kunjung terwujud. "Saya minta apa yang pernah bapak janjikan, tunjukkan cek yang dipalsukan tanda tanganku itu. Saya mau lihat cek itu,” ucap Arnold dengan suara menggelegar.

Arnold juga menjabarkan bahwa dirinya melalui kuasa hukumnya telah mengirimkan surat somasi kepada pihak Bank Mandiri kantor cabang Imam Bonjol, Lubuk Baja. Namun jawaban dari somasi tersebut berbunyi tentang prosedural untuk mendapatkan cek yang diduga dipalsukan tanda tangan saya itu.

“Saya paham itu jawaban somasi bapak yang berbicara tentang prosedur. Saya orang yang tidak mengerti hukum, tetapi bapak berjanji akan membuka semua bukti itu sehingga permasalahan yang menimpa diriku ini bisa terselesaikan,” ujar Arnold saat ditemui di ruangan kerja Agung Wahyu di Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol, Lubuk Baja pada hari Jumat (22 Oktober 2021).

Arnold juga menerangkan bahwa dirinya juga sudah pernah mendatangi kantor cabang Bank Mandiri Imam Bonjol untuk menyampaikan keluh kesah sebelum saya mengalami kerugian yang sangat besar itu. Semua bukti perjanjian juga sudah ditunjukkan namun realitanya cek atas nama rekening PT Habsibah masih tetap bisa dicairkan walaupun tidak pernah ditanda tangani Arnold.

Selesai menyampaikan unek-uneknya, Arnold langsung dijawab oleh para pegawai Bank Mandiri secara bersamaan. Jelas terdengar ucapan “Bapak, itu tidak bisa dilakukan begitu sesuai permintaan.”

Situasi pada saat itu tiba-tiba riuh bagaikan suasana di Pasar Pagi Jodoh Kota Batam sehingga membuat Arnold langsung menghardik para pegawai Bank mandiri yang nyerocos tanpa disuruh untuk berbicara oleh Agung Wahyu. “Saya tidak ngomong sama dirimu loh! Saya ngomong sama pimpinanmu di sini. Kalian harus pahami itu,”ucap Arnold menghardik para pegawai Bank Mandiri yang hadir pada saat itu.

Hardikan yang dilakukan Arnold membuat suasana secara cepat langsung hening. Sehingga membuat Agung Wahyu ungkap bicara. “Abang itu menaruh [meletakkan] saya dalam posisi agak sulit ini. Abang, saya perlu waktu. Jujur saya kurang nyaman bicara rahasia perbankan. Boleh tidak kalau media ini keluar dulu,” ujar Agung Wahyu menyarankan para awak media yang meliput pertemuan itu untuk hengkang dari ruangannya.

Selanjutnya wartawan Channelpublik dan wartawan lainnya keluar dari ruang kerja Agung Wahyu.

Ketika wartawan Channelpublik keluar dari Bank Mandiri cabang Imam Bonjol Lubuk Baja langsung melihat sejumlah Polisi berseragam dan berseragam sedang bersiaga. Terlihat juga mobil dinas Polsek Lubuk Baja sedang terparkir di pinggir jalan raya tepatnya di depan bangunan Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol. Semua itu merupakan bentuk kesiapsiagaan Polisi untuk mengantisipasi terjadinya keributan.

diduga-tanda-tangan-dipalsukan-oleh-rekan-bisnis-dalam-proses-pencairan-cek-arnold-mendatangi-kantor-cabang-bank-mandiri-imam-bonjol

Suasana di sekitaran kantor cabang Bank Mandiri Imam Bonjol - Lubuk Baja, Kota Batam. (Foto: JP - Channelpublik)


Channelpublik juga melihat bahwa ada sejumlah orang yang diduga kuat simpatisan dan kolega Arnold telah  berada di sekitaran kantor cabang Bank Mandiri Imam Bonjol - Lubuk Baja.

Tepat pada pukul 12:00 WIB pertemuan Arnold dengan Agung Wahyu berakhir dan semua simpatisan atau kolega Arnold juga para Polisi yang berjaga membubarkan diri dari kantor cabang Bank Mandiri Imam Bonjol.

Channelpublik menemui Arnold di rumah makan Bu Joko sekitaran Batam Centre dan kembali melakukan wawancara.

Dalam kesempatan itu Arnold menyebutkan bahwa dirinya telah diperkenan oleh Agung Wahyu untuk melihat 4 lembar kertas cek yang terdapat tanda tangannya yang diduga dipalsukan.

“Iya tadi saya diperlihatkan cek yang terdapat tanda tanganku dipalsukan. Ada 4 lembar cek yang diperlihatkan tetapi tidak diperbolehkan untuk difoto. Dari 4 lembar cek itu masing-masing tercatat jumlah uangnya, ada yang 50 juta dan 90 juta rupiah,” kata Arnold langsung kepada Channelpublik.

Arnold menyimpulkan bahwa yang cek yang diperlihatkan itu hanya sample saja bukan keseluruhan dari jumlah kerugian sebesar 2,1 miliar rupiah itu.

Dalam kesempatan itu Arnold juga menyebutkan akan bertandang langsung ke kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kemarin OJK juga kita tembuskan somasi maka sudah sewajarnya juga mendatangi untuk berkeluh kesah dan menceritakan peristiwa yang menimpa diriku ini,” ucap Arnold.

Patut diketahui bahwa Channelpublik sebelum menerbitkan berita ini sudah mencoba menghubungi nomor pribadi Direktur PT Hapsibah atas nama Juli Dumaini untuk melakukan konfirmasi terkait dugaan pemalsuan tanda tangan dalam proses pencairan cek yang merugikan Ahmad Syahbudin alias Arnold sebesar 2,1 miliar rupiah. Namun Juli Dumaini tidak berkenan untuk menjawab pesan WhatsApp dan telpon dari media Channelpublik.

Penulis: JP

 

No comments:

Post a Comment